February 12, 2016

THE REVENANT (2015) REVIEW

First of all, I want to say congratulation to Leonardo DiCaprio, untuk kemenangannya di beberapa awards sebagai aktor terbaik tahun ini, lewat film The Revenant. Jadi, bisa dibilang sebagus apa The Revenant? Here's lemme tell you

Sebelumnya, The Revenant menceritakan tentang sekelompok pencari bulu berang-berang, diketuai oleh Andrew Henry (Domnhall Gleeson) yang menggantungkan perburuannya kepada Hugh Glass (Leonardo DiCaprio) sebagai pemandu yang dapat menjauhkan mereka dari kejaran Arikaras, sekelompok suku Indian yang berfikir bahwa anak perempuan dari kepala sukunya, telah diculik oleh kawanan pencari bulu tersebut. Saat keadaan mulai kacau balau, Glass harus pergi sendirian menyusuri hutan untuk mencari jalan yang baik bagi kelompoknya, agar terjauhkan dari para suku Indian. Ditengah jalannya, naaspun datang, Glass diserang oleh seekor beruang dan mengakibatkan ia terluka parah, dan membuat kelompoknya harus berfikir ulang agar dapat kembali keperkemahan dengan selamat, dan membuat keputusan untuk meninggalkan Glass untuk mati dengan terhormat, oleh John Fitzgerald (Tom Hardy), Jim Bridger (Will Poulter) dan anaknya Hawk (Forrest Goodluck). Karena serakah akan uang dan dendamnya akan Glass, Fitzgerald berkhianat dan meninggalkan Glass sendirian sebagai asumsi bahwa ia nantinya juga akan mati, and that where the story goes.

Dibuka dengan percakapan antara Glass dan Hawk, yang dipadu dengan cinematography yang sangat memukau dan memanjakan mata, sungguh, opening film The Revenant ini benar-benar luar biasa. Dialog yang dibuka dengan dialog penanda semangat yang memberikan sebuah arti bahwa film The Revenant adalah film yang melambangkan perjuangan hidup yang tidak seperti biasanya. Sudah banyak film-film ditahun ini yang bertemakan survival skills, though, film-film tersebut memiliki keunikan dan cara penyampaian dengan gaya pensutradaraan yang berbeda-beda. Salah satunya, tahun ini oleh Ridley Scott, The Martian yang gagal masuk Oscar karena entah kenapa, porsinya tidak kebagian. But, that's okay. Alejandro G. Iñárritu membuktikan bahwa ia adalah salah satu sutradara spesial yang membuat film The Revenant yang diadaptasi dari buku Michael Punke ini menjadi tampak sangat realistis dan membuat frustasi, menjadi sebuah film yang benar-benar penuh dengan drama perjuangan yang menyesakkan, yang tidak ada habis-habisnya bagi Glass.

Aliran plot yang berlangsung selama 2 jam 36 menit ini perlahan-lahan menjadi sebuah perjalanan yang sangat membuat frustasi, dengan minimnya harapan dan sakit yang tampak sangat nyata oleh Glass yang diperankan sangat baik oleh Leonardo DiCaprio. For real, it's swallow you deeply with his condition, and make you feel also for how desperate he is, after what already happened with his life, and how he can let go from all the things that already happened. Benar-benar peran yang luar biasa, bahkan saya ingin bertepuk tangan keras-keras setelah menonton cara ia berakting di film ini.

Again, yang membuat saya sangat puas menonton film The Revenant ini adalah dari cara sang cinematographer merekam setiap detil adegan yang terjadi. Benar-benar cemerlang. Point of view yang sangat tidak biasa, pengambilan gambar yang sungguh brilliant dan shot-shot landscape luar biasa, yang sungguh epic, membuat saya ingin mencapture semua gambarnya. That is really sick and incredible. My eyes full of stars when watching it. Also with visual effect yang luar biasa, oh Alejandro, you make this movie really flawless.. What a nice team you had there.


Overall, disaat semua orang membicarakan betapa bagusnya sound editting difilm ini, dan betapa habis-habisannya Leonardo DiCaprio mengerahkan seluruh kemampuan aktingnya overwhelming, ya? saya disini membicarakan betapa bagusnya Cinematography film ini yang membuat saya terpukau dan terkagum-kagum disetiap menitnya berlangsung. Really, I love this one, this survival movie. See you at the Oscar, Leo. You earned it, and the cinematographer too. - 4.75/5

No comments:

Post a Comment